Beberapa Langkah Melakukan Asesmen
Dalam penyusunan asesmen ini ada
beberapa tahapan yang meliputi kegiatan identifikasi, tujuan asesmen,
pengembangan alat asesmen, pelaksanaan , penafsiran hasil asesmen.
1. Identifikasi
Identifikasi disini adalah menentukan
anak tunagrahita yang akan diasesmen. Identifikasi dapat dilakukan melalui
pengamatan/observasi yang cermat mengenai perilaku anak tunagrahita saat belajar
dan menganalisis hasil kerja anak. Identifikasi harus menghasilkan siapa yang
akan diasesmen dan dalam aspek apa asesmen itu perlu dilakukan.
2. Menetapkan Tujuan Asesmen
Setelah hasil identifikasi diketahui,
selanjutya ditetapkan tujuan asesmen yang akan dilakukan. Tujuan asesmen setiap
murid akan sama atau berbeda tergantung pada gejala yang ditemukan pada waktu
identifikasi.
3. Mengembangkan alat asesmen
Untuk melakukan asesmen guru dapat
menggunakan alat asesmen yang sudah baku (asesmen formal) atau alat asesmen
buatan sendiri (asesmen informal).
Dalam asesmen informal guru harus
mengembangkan alat asesmen sendiri. Alat asesmen ini disesuaikan dengan
kurikulum.
4. Pelaksanaan asesmen
Guru melakukan asesmen sesuai dengan
aspek yang akan diasesmen dalam waktu dan ditempat tertentu. Waktu yang
digunakan dalam melakukan asesmen disesuaikan dengan alat yang dikembangkan
serta disesuaikan dengan kemampuan anak dalam memusatkan perhatian sesuai
usiannya. Misalnya usia kelas satu SD, lama tes sebaiknya tidak lebih dari 30
menit (Widati S 2003:5). Tes yang diberikan lebih dari 30 menit tidak akan
memberikan informasi yang akurat tentang kemampuan anak karena perhatian anak
sudah terpecah.
Dalam pelakasanaan asesmen penting pula
untuk diperhatikan dalam hal menciptakan ruangan atau tempat asesmen yang
kondusif. Tempat asesmen harus terhindar dari hal-hal yang dapat mengganggu
perhatian anak, sehingga tempat asesmen itu menjadi nyaman dan menimbulkan rasa
nyaman bagi anak.
5. Penafsiran
Setelah melaksanakan asesmen, tahap
selanjutnya adalah guru mengolah hasil asesmen dan menafsirkannya. Dalam
kegiatan inilah akhirnya mengambil keputusan untuk menentukan pembelajaran yang
tepat untuk anak tunagrahita. Kegiatan menafsirkan ini cukup menentukan, jika
penafsiran keliru, maka program pembelajaran yang dikembangkan akan keliru
pula.
Hasil asesmen ini harus dikaitkan pula
dengan kurikulum. Lihatlah materi pelajaran yang sesuai dengan jenjang kelas
dimana anak tunagrahita berada. Apabila pada kurikulum itu tidak ditemukan
materi yang sesuai dengan hasil asesmen maka harus dicari pada jenjang di
bawahnya, jika masih belum ditemukan juga cari kembali pada jenjang di bawahnya
lagi, demikian seterusnya, hingga ditemukan materi yang sejalan dengan hasil
asesmen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar